Jumat, 12 Februari 2010

Yogyakarta-Muntilan-Magelang-Semarang

Memang, klo sudah sudah cuti paling enak ya jalan-jalan bertemu kawan onthelis.
Mendarat di Yogyakarta, keliling seharian, singgah ke Muntilan, nginap di Magelang, main-main ke Semarang.
Alhamdulillah, atas kebaikan beberapa orang kawan saya bisa melengkapi koleksi dinamo dan lampu sepeda tahun 1920-1930an.
Keinginan saya ini tercetus setelah ngobrol dengan mas Sujanto (Surabaya) tentang dinamo tua dan dikasih link lampu dan dinamo tua buat referensi.
Maka dimulailah perburuan barang-barang tua ini dengan bertanya dan bertamu dengan kawan lama maupun kawan baru.
Walaupun tidak semua bisa saya bawa pulang, karena dana yang terbatas dan memang maunya barang yg dibeli nggak mahal-mahal akhirnya dapat juga beberapa buah oleh-oleh buat koleksi di rumah.

1. Dinamo Berko-Bulli model(1920)
Mau pingsan saat pertama nemu dinamo ini, ternyata masih ada yang tersisa :)
Mencari dinamo Bulli saja susah, ini malah bertemu keluaran Berko yang mengadaptasi model Bulli, perhatikan tempat baut keluarnya listrik yang berkebalikan dengan model Bulli.
Memang, barang antik adalah masalah jodoh dan rejeki, namun jangan lupa persahabatan juga turut memperlancar datangnya barang idaman, betul ndak Mas.... :D
Untunglah atas info dan kebaikan hati seorang teman, dinamo ini boleh dipinang untuk melengkapi koleksi di rumah.
Dinamo Berko ini mengadaptasi desain Bulli, yang unik adalah penempatan pemutar dinamo yg mengenai velg sepeda dan bukan pinggiran ban seperti biasanya. Walaupun sudah berusia 90 tahun, namun dinamo berko ini tetap berfungsi! Memang buatan German adalah jaminan mutu.
Dinamo ini di pasang di sisi sebelah kiri seperti pada gambar (klik untuk detailnya).
 
Ilustrasi Dinamo Berko-Bulli model 1920


 Tampak sisi luar


  
Dibandingkan dengan dinamo Bosch biasa
(diameter lingkaran 6,7 CM)


Tampak sisi dalam


Tampak atas


Tampak bawah




2. Lampu dan dinamo Berko kotak (1922)
Klo yang ini no comment deh.Udah pada tahu kan :p




3. Dinamo Robert Bosch (1920-an) 
Yang ini sama aja, no comment juga. Sisa-sisa peninggalan si om Robert Bosch :)




4. Lampu Ennwell made in German (1920-an) dan Dinamo Phoebus made in Swiss (1924)  
Perhatikan merknya, ada kemiripan dengan merk lampu/dinamo keluaran Jepang, namun perbedaannya adalah Ennwell keluaran German sedangkan Enwell (satu "n" saja) adalah keluaran Jepang.





5. Dinamo Berko LD6 (1928)
Bonus oleh-oleh kata yang punya Berko-Bulli :) Maturnuwun Pak....



Tidak ada komentar:

Posting Komentar